Kajian Kesiapan Desa Logas Kabupaten Kuantan Singingi Menjadi Desa Wisata
Abstract
Tujuan kajian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi wisata, kendala wisata dan apakah Desa Logas Kabupaten Kuantan Singingi telah siap memenuhi syarat sebagai desa wisata (tourism village). Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif kualitatif, sampel adalah perangkat desa dan masyarakat Desa Logas Hasil kajian ini didapatkan bahwa potensi wisata Desa Logas yang paling menonjol adalah mendulang ome (emas) di sungai singingi, tarian mendulang ome (emas), Peninggalan sejarah penjajahan jepang, rel kereta api, goa, dan kuburan massal romusha. Sedangkan kendala belum adanya ketersediaan fasilitas penunjang yang cukup dalam pengembangan desa wisata baik itu transportasi ataupun jalan yang memudahkan wisatawan menuju ke sungai singingi untuk melihat proses mendulang emas, belum adanya pengembangan sumber daya manusia (sdm) seperti pelatihan-pelatihan terhadap masyarakat mengenai pemahaman konsep desa wisata, belum adanya pengurus desa yang khusus untuk mengelola pengembangan desa wisata, belum adanya sosialisasi kepada masyarakat desa mengenai konsep desa wisata. Berdasarkan kriteria desa wisata alam, lingkungan fisik, budaya, infrastruktur, kelembagaan, sdm, sikap dan tata kehidupan masyarakat, aksesibilitas Desa Logas Kabupaten Kuantan Singingi telah siap menjadi desa wisata.
Keywords: Desa Wisata, Desa Logas, Ekonomi Kreatif, Pariwisata
References
Arida, I.N.S. dan Pujani, L.K. (2017), Kajian Penyusunan Kriteria-Kriteria Desa Wisata Sebagai Instrumen Dasar Pengembangan Desa Wisata, Jurnal Analisis Pariwisata,17(1) : 1–9.
Arikunto, S. (2019), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuantan Singingi. (2021), Kecamatan Singingi Dalam Angka 2020, Pekanbaru.
Baiquni, M. (2009), Pariwisata dan Krisis Lingkungan Glibab dalam buku Pariwisata berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global. Udayana Press : Denpasar.
Baskoro, D.. (2013), Analisis Kunjungan Objek Wisata Lawang Sewu di Kota Semarang, Universitas Diponegoro.
Dewi, M.H.U., Fandeli, C. dan Baiquni, M. (2013), Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali, Jurnal Kawistara, 3(2) : 129–139.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuantan Singingi. (2020), Event Pariwisata Kabupaten Kuantan Singingi.
Fitriana, L.N. dan Utami, W.S. (2012), Kajian Tentang Kesiapan Desa Margomulyo, Jarojero, Margorejo, Kedungrejo dan Gaji Untuk Menjadi Desa Wisata (Tourism Village) di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Swara Bhumi e-Journal Pendidikan Geografi FIS Unes, 1(2).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2011), Peraturan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Nomor: KM.18/HM.001/MKP/2011 Tentang Pedoman Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata, Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan, 1–40.
Nazamuddin. (2016), Pembangunan Industri Kreatif dalam Mendukung Pariwisata Aceh”, Kegiatan Syareh Budaya Pekan Kebudayaan Aceh Barat 2016, Banda Aceh.
Oppermann, M. dan Kye-Sung, C. (1997), Tourism in Developing Countries, International Thomson Business Press, London.
Pailis, Eka Armas. (2021). Kajian Penyusunan Monografi Desa Logas Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau
Republik Indonesia. (2008), Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional, Indonesia.
Republik Indonesia. (2009), Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Jakarta, Indonesia.
Yoeti, O. (2008), Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. PT Pradaya Paramita : Jakarta.